Kamis, 30 Agustus 2012

PRAKERIN PEMELIHARAAN DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KARET



DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................      i
IDENTITAS DU/DI/INSTANSI..............................................................       ii
KATA PENGANTAR...............................................................................      iii
DAFTAR ISI..............................................................................................      iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................      1
A.       Latar Belakang..........................................................................      1
B.       Tujuan.......................................................................................      1
C.       Waktu Pelaksanaan...................................................................      1
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKERIN........................      2
A.       Sejarah Singkat Tempat Prakerin..............................................      2
B.       Visi Dan Misi Perusahaan .........................................................     2
C.       Struktur Organisasi...................................................................      3
D.       Bidang Usaha yang Dilakukan.................................................      3
E.        Lokasi........................................................................................      3
BAB III PERKEBUNAN POHON KARET...........................................      4
A.       Tanaman Karet ( Hevea Bransiliensis ).....................................      4
B.       Gangguan Pada Tanaman Karet...............................................      4
BAB IV PEMBAHASAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
              TANAMAN KARET..................................................................      8
A.    Budidaya Tanaman Karet..........................................................      8
B.     Hama Pada Tanaman Karet.......................................................      10
BAB V PENUTUP....................................................................................      12
A.       Kesimpulan...............................................................................      12
B.       Saran-saran................................................................................      12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................      13
LAMPIRAN................................................................................................              


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejak awal pelaksanaan pembangunan perkebunan, karet alam selalu berada dalam urutan prioritas karena secara ekonomis sangat penting sebagai sumber devisa negara, secara sosial sangat strategis sebagai sumber penghidupan sebagian penduduk Indonesia dan secara ekologis mendukung kelestarian lingkungan hidup, sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.
Oleh karena itu SMKN 3 Kuala Kapuas khususnya jurusan agronomi memilih prakerin di perusahaan karet dengan siswa dan siswi SMK Negeri 3 Kuala Kapuas mampu menghayati dan menguasai materi-materi yang ada di perusahaan karet,sekaligus menjadikan pengalaman kerja yang dapat menjadi pedoman dan di harapkan mampu mempermudah dalam penerimaan lamaran kerja di suatu perusahaan-perusahaan perkebunan karet setelah lulus nanti.
B.     Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah untuk menjadikan siswa atau siswi mempunyai pengalaman kerja yang professional.Adapun tujuan dari prakerin itu sendiri adalah:
a.       Mengembangkan materi-materi tentang karet
b.      Untuk mengenal lebih dalam ilmu tentang karet dengan tujuan langsung kelapangan
c.       Meningkatkan keterampilan siswa dan siswi
d.      Peningkatan peluang dan kesempatan kerja di harapkan lebih luas

C.    Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di laksakan pada tanggal 07 mei 2012 s.d 31 agustus 2012
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKERIN

A.    Sejarah Singkat Tempat Prakerin
      CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA berdiri pada tahun 2005, dengan direktur H. Maksum dan manager produksi/pemasaran Adi. Bidang usaha yang dijalankan pada saat itu ialah perkebunan karet tanaman hortikultural, sarana produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan. Dengan titik berat usaha yang dilaksanakan juga ialah penyediaan sarana produksi pertanian.
          Pada tahun 2007 baru fokus bergerak di bidang usaha yaitu pembibitan bibit karet dan perkebunan pohon karet produksi serta kelapa sawit dengan masing-masing luas areal yaitu :
1.      Perkebunan pohon karet produksi 27 Hektar.
2.      Perkebunan kelapa sawit 35 Hektar.
Sampai saat ini produksi bibit karet sekitar 60.000 pertahunnya, sedangkan penjualan berkisar 300.000-800.000 bibit pertahunnya. CV.SUMBER HIDUP SEJAHTERA ialah usaha yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

B.     Visi dan Misi Perusahaan
   1.Kita ingin menjadikan usaha yang memberikan layanan dan mutu bagi pertanian      2. Dapat bermanfaat bagi masyarakat                                                                                            3. Menciptakan lapangan pekerjaan









C.      Struktur Organisasi Perusahaan
       Gambar 1.                                                                                                          

STRUKTUR ORGANISASI CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA


DIREKTUR
H.MAKSUM
MANAGER ADMINISTRASI/
KEUANGAN
HATIMAH, S.E
MANAGER PRODUKSI DAN
PEMASARAN


PENGAWAS/KEPALA KEAMANAN
JAHRANI

 















D.      Bidang Usaha Yang Dilakukan
Bidang usaha yang dilakukan oleh CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA adalah pembibitan dan perkebunan Karet.
E.     Lokasi     
CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA berlokasi di Desa Sungai Pinang
RT 03 RW 02 Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

BAB III                                                                                                   PEMELIHARAAN DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KARET
A.    Tanaman Karet ( Hevea Bransiliensis )
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidaya.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari pada Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.
B.     Gangguan Pada Tanaman Karet
1. Penyakit Jamur Akar Putih Gejala Serangan
·      Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan
·      Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah dan bertajuk tipis
·      Daun berwarna hijau gelap kusam dan keriput, permukaan daun menelungkup
·      pabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang  berwarna putih kekuningan menempel dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas
·      Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat Penyebab: Jamur Rigidoporus lignosus atau R. micropus

2.     Gejala Serangan  Penyakit Bidang Sadap Kanker Garis
·         Adanya selaput tipis berwarna putih kelabu dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap, apabila dikerok diatas irisan sadap akan tampak garis-garis tegak, berwarna coklat atau hitam
·         Garis-garis ini berkembang dan berpadu satu sama lain membentuk jalur hitam yang terlihat seperti retak-retak membujur pada kulit pulihan
·         Terdapat benjolan-benjolan atau cekungan-cekungan pada bekas bidang sadap lama sehingga sangat mempersulit penyadapan berikutnya
·         Gejala lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk Penyebab: Phytophthora palmivora
3.      Gejala Serangan Penyakit Bidang Sadap Mouldy Rot
·         Adanya lapisan beledru berwarna putih kelabu sejajar dengan alur sadap. Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman
·         Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu
·         Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecoklatan sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit
·         Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur sadap Bekas bidang sadap bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan berikutnya atau tidak bisa lagi disadap.
4.       Penyakit Bidang Sadap Kering Alur Sadap
·         Tanaman tampak sehat dan tumbuh tajuk lebih baik dibandingkan tanaman normal
·         Tidak keluar lateks di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian keseluruhan alur sadap ini kering dan tidak mengeluarkan lateks
·         Lateks menjadi encer dan kadar karet kering (K3) berkurang
·         Kekeringan menjalar sampai ke kaki gajah baru ke panel sebelahnya
·         Bagian yang kering akan berubah warnanya menjadi coklat dan kadang-kadang terbentuk gum (blendok)
·         Pada gejala lanjut seluruh panel/kulit bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga mengelupas Penyebab ketidak seimbangan fisiologis dan penyadapan yang berlebihan

5.      Gejala Serangan Penyakit Batang  Nekrosis Kulit
·         Timbul bercak coklat kehitaman seperti memar pada permukaan kulit dan dapat timbul mulai dari kaki gajah sampai di percabangan
·         Bercak membesar, bergabung satu sama lain, basah dan akhirnya seluruh kulit batang dan cabang membusuk
·         Penyakit berkembang pada lapisan kulit sebelah dalam dan merusak lapisan kambium bahkan sampai ke lapisan kayu
·         Serangan lanjut kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks pecah
Penyebab: Jamur Fusarium solani, berasosiasi dengan Botrydiplodia sp
6.      Gejala Serangan Penyakit Batang  Jamur Upas
·         Stadium Laba-Laba: Pada permukaan kulit bagian pangkal atau atas percabangan tampak benang putih seperti sutera mirip sarang laba-laba
·         Stadium Bongkol: Adanya bintil-bintil putih pada permukaan jaring laba-laba
·         Stadium Kortisium: Jamur membentuk selimut yaitu kumpulan benang-benang jamur berwarna merah muda. Jamur telah masuk ke jaringan kayu
·         Stadium Nekator: Jamur membentuk lapisan tebal hitam yang terdiri dari jaringan kulit yang membusuk dan kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat kehitaman meleleh di permukaan bidang yang terserang. Cabang atau ranting yang terserang akan membusuk dan mati serta mudah patah
Penyebab: Jamur Cortisium salmonicolor
7.      Gejala Serangan Penyakit Daun: Embun Tepung Oidium
·         Adanya bercak yang tembus cahaya/translucens dan di bawah permukaan daun terdapat bunder berwarna putih Penyebab: jamur Oidium sp
8.       Gejala Serangan Penyakit Daun: Gugur Daun Colletotrichum
·         Adanya bercak coklat kehitaman, tepi daun menggulung. Pada daun umur lebihdari 10 hari terdapat bercak coklat dengan halo warna kuning selanjutnya bercaktersebut berlubang Penyebab jamur Colletotrichum sp


9.      Gejala serangan Penyakit Daun Gugur Daun Corynespora
·         Adanya guratan menyerupai tulang ikan sejajar pada urat daun
Penyebab: jamur Corynespora sp
10.  Gejala Serangan Hama rayap
·         Adanya gerekan pada batang dari ujung sampai ke akar dan memakan akar
11.  Gejala Serangan Hama Babi Hutan
·         Tanaman muda tiba-tiba tumbang
·         Perakaran rusak, daun menjadi layu dan kering Penyebab Sub barbatus, Sus scrofa vittatus
12.  Gejala Serangan Hama Uret
Tanaman yang terserang berwarna kuning, layu dan akhirnya mati
Penyebab
Uret tanah Helotrichia serrata, H. sufoflava, H. fessa, Anomala varians, Leucophalis sp
dan Exopholis sp
12. Gulma
Gulma yang sering dijumpai di kebun karet adalah alang-alang (Imperata cylindrica), Ki Rinyuh (Chromolaena odorata), dan Sembung Rambat (Mikania micrantha) Gulma dapat menyebabkan:
- Penurunan hasil
- Penurunan kualitas hasil












BAB IV
PEMBAHASAN

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya
1.    Syarat Tumbuh
        Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada   kondisi tanah dan iklim sebagai berikut:
-        Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan   laut, suhu optimal 280 c.
-       Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut  dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0
-       Curah hujan 2000 – 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100  150 hari
2.    Pembibitan
      
  Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman.
Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan
sbb:
-       Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar  1/2 – 3/4 cm.
-       Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil dari ketiak daun.
-       Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit  jendela dan cambium
-        Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik  yang  tebalnya 0,04 mm.
-       2 minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.
-       Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah pemotongan miring
-       Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah:
GTI, LCB 1320 dan PR 228.
3.    Penanaman
-          Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya .
-          Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan.
-          Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.
-          Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit siap ditanam
4.    Pemeliharaan
-          Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam
pengambilan unsur hara.
-          Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai
dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan
.
-          Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2   minggu sekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian1,80 m.
-          Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum bercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang,  pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan
-           Lakukan pemupukan secara intensif pada tanaman baik pada kebun
 persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan     pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenistanah.
-          Untuk jenis tanah Latosol dan Podsolik Merah Kuning, anjuran dosis  pupuk seperti pada tabel 1.


5.      Penyadapan
            Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:
-       Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah,   membentuk sudut 300.
-       Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 – 2 mm.
-       Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm.
-       Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi
B.     Hama Pada Tanaman Karet
a.      Tungau (Tarsonemus translucens)
Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot insektisida akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC (0,2%).
b.       Kumbang Penggerek
Kumbang penggerek biasanya menyerang tanaman pohon mangga dan menghisap getahnya. Namun karena pengaruh alam maka pada saat ini ditemukan bahwa kumbang penggerek mulai menyerang tanaman karet.





c.    Kutu lak
            Kutu lak tidak dapat hidup pada manusia atau hewan tetapi hidup menumpang pada tanaman inangnya. Namun tidak semua tanaman dia senangi. . Kutu ini hanya setia pada kekasihya yang hanya satu-satunya pohon yang paling cocok dijadikan tempat hidupnya. Tanaman itu ada disekitar kita, namun sudah mulai langkah. Tanaman itu kita kenal dengan nama ”Kesambi” dengan nama latin (Schleichera oleosa,Merr), termasuk salah satu tumbuhan hutan yang beradopsi lokal, bermanfaat
Kutu lak hidup dengan cara bersimbiosis dengan semut, karena semut menghasilkan kelenjar madu. Kutu lak mengganggu tanaman karet karena kutu lak menghisp cairan dari dalam daun karet sehingga dun karet menjadi menguning dan akhirnya mati.
d.    Rayap
            Rayap ada jauh sebelum manusia adaPearce (1997) menyatakan kurang lebih 100 juta tahun yang lalu.   Rayap mengapa tetap ada ?.  Kelestarian kehidupan rayap didukung oleh cara hidupnya yang memberikan keuntungan besar baginya.  Rayap hidup dalam satu masyarakat yang ter-organisasi.  Dengan  cara itu, rayap hidup berkelompok (koloni) dalam jumlah yang besar sehingga terbentuk pertahanannya. Organisasi komunal bertambah effisien dengan adanya spesialisasi (kasta).  Sebagian individu dari koloni itu  ditugaskan untuk membuat sistem pertahanan, melawan musuh, dan melindungi individu lainnya.  Itulah Kasta  Prajurit.  Individu-individu  lain bekerja terus tanpa henti, memelihara telur dan rayap muda, serta memindahkannya pada saat terancam ke tempat yang lebih aman,  memberi makan dan memelihara ratu, mencari sumber makanan, menumbuhkan jamur dan memeliharanya. Itulah Kasta Pekerja.  Bahkan kadang-kadang mereka memakan rayap lain yang lemah sehingga hanya individu-individu yang kuat saja yang dipertahankan.  Semua ini merupakan mekanisme pengaturan keseimbangan energi di dalam koloni rayap. Organisasi komunal rayap itu, dipimpin oleh Kasta Reproduktif (ratu). 



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Taman karet ( hevea brasilliensis ) merupakan penghasil karet yang    merupakan komoditas ekspor Indonesia.
2.      Penyakit merupakan pengganggu mayoritas pada tanaman karet.
3.      Ada lebih dari 22 jenis penyakit yang menyerang tumbuhan karet, yang paling sering dijumpai adalah penykit akar putih dan penyakit kering alur sadap.
4.      Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur  Ringgidoporus micropus.
5.      Penyakit kering alur sadap disebabkan oleh penyadapan yang berlebihan.
6.       Hama merupakan pengganggu yang bersifat minor.
7.      Hama yang mengganggu tanaman karet diantaranya rayap, kutu lak, uret / lundi, kumbang penggerek, tungau,  beruk, babi hutan dan tapir
C.    Saran
1.    Saran untuk DU/DI Instansi
-       Dalam kegiatan prakerin kedepan perusahaan karet diharapkan membuatkan jadwal untuk siswa prakerin agar dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan dapat selesai dengan target.
-       Dalam melaksanakan kegiatan prakerin pembimbing sebaiknya sering mengkoordinir dan mengawasi anak didiknya di lapangan agar siswa prakerin mendapatkan penjelasan cara kerja dilapangan
2.    Saran untuk sekolah
-       Dalam masa prakerin, hendaknya guru – guru yang bertugas memonitoring  lebih sering menjenguk anak didiknya.
-       Setelah kegiatan prakerin selesai, hendaknya guru – guru yang bersangkutan memberi masukan menyelesaikan laporan kepada siswa.



DAFTAR PUSTAKA

Tarumingkeng, R.C. 1971.   Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu Indonesia.  Lap. LPH.  BogoR....
http://www.infogigi.com/article/GAMBAR-hama-dan-penyakit-tanaman karet.html
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/budidaya-tanaman-karet.html





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar