DAFTAR
ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... i
IDENTITAS DU/DI/INSTANSI.............................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar
Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 1
C. Waktu
Pelaksanaan................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT
PRAKERIN........................ 2
A. Sejarah
Singkat Tempat Prakerin.............................................. 2
B. Visi Dan Misi Perusahaan
......................................................... 2
C. Struktur
Organisasi................................................................... 3
D. Bidang
Usaha yang Dilakukan................................................. 3
E.
Lokasi........................................................................................ 3
BAB III PERKEBUNAN
POHON KARET........................................... 4
A. Tanaman Karet ( Hevea
Bransiliensis )..................................... 4
B. Gangguan Pada Tanaman Karet............................................... 4
BAB IV PEMBAHASAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT
TANAMAN KARET.................................................................. 8
A.
Budidaya
Tanaman Karet.......................................................... 8
B.
Hama
Pada Tanaman Karet....................................................... 10
BAB V PENUTUP.................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................... 12
B. Saran-saran................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 13
LAMPIRAN................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejak awal pelaksanaan pembangunan
perkebunan, karet alam selalu berada dalam urutan prioritas karena secara
ekonomis sangat penting sebagai sumber devisa negara, secara sosial sangat
strategis sebagai sumber penghidupan sebagian penduduk Indonesia dan secara
ekologis mendukung kelestarian lingkungan hidup, sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati.
Oleh karena
itu SMKN 3 Kuala Kapuas khususnya jurusan agronomi memilih prakerin di
perusahaan karet dengan siswa dan siswi SMK Negeri 3 Kuala Kapuas mampu menghayati
dan menguasai materi-materi yang ada di perusahaan karet,sekaligus menjadikan
pengalaman kerja yang dapat menjadi pedoman dan di harapkan mampu mempermudah
dalam penerimaan lamaran kerja di suatu perusahaan-perusahaan perkebunan karet
setelah lulus nanti.
B. Tujuan
Adapun tujuan
dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah untuk menjadikan siswa atau siswi
mempunyai pengalaman kerja yang professional.Adapun tujuan
dari prakerin itu sendiri adalah:
a. Mengembangkan
materi-materi tentang karet
b. Untuk
mengenal lebih dalam ilmu tentang karet dengan tujuan langsung kelapangan
c. Meningkatkan
keterampilan siswa dan siswi
d. Peningkatan
peluang dan kesempatan kerja di harapkan lebih luas
C. Waktu
Pelaksanaan
Waktu
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di laksakan pada tanggal 07 mei
2012 s.d 31 agustus 2012
BAB
II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKERIN
A.
Sejarah
Singkat Tempat Prakerin
CV. SUMBER HIDUP
SEJAHTERA berdiri pada tahun 2005,
dengan direktur H. Maksum dan manager produksi/pemasaran Adi. Bidang usaha yang
dijalankan pada saat itu ialah perkebunan karet tanaman hortikultural, sarana produksi pertanian, perkebunan
dan kehutanan. Dengan titik berat usaha yang dilaksanakan juga ialah penyediaan
sarana produksi pertanian.
Pada tahun 2007 baru fokus bergerak di
bidang usaha yaitu pembibitan bibit karet dan perkebunan pohon karet produksi
serta kelapa sawit dengan masing-masing luas areal yaitu :
1. Perkebunan
pohon karet produksi 27 Hektar.
2. Perkebunan
kelapa sawit 35 Hektar.
Sampai saat ini produksi bibit karet sekitar 60.000
pertahunnya, sedangkan penjualan berkisar 300.000-800.000 bibit pertahunnya.
CV.SUMBER HIDUP SEJAHTERA ialah usaha yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
B. Visi
dan Misi Perusahaan
1.Kita
ingin menjadikan usaha yang memberikan layanan dan mutu bagi pertanian
2. Dapat bermanfaat bagi masyarakat
3. Menciptakan lapangan
pekerjaan
C.
Struktur
Organisasi Perusahaan
Gambar 1.
STRUKTUR
ORGANISASI CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA
DIREKTUR
H.MAKSUM
|
MANAGER
ADMINISTRASI/
KEUANGAN
HATIMAH, S.E
|
MANAGER
PRODUKSI DAN
PEMASARAN
|
PENGAWAS/KEPALA
KEAMANAN
JAHRANI
|
D.
Bidang
Usaha Yang Dilakukan
Bidang usaha yang dilakukan oleh CV.
SUMBER HIDUP SEJAHTERA adalah pembibitan dan perkebunan Karet.
E.
Lokasi
CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA
berlokasi di Desa Sungai Pinang
RT 03 RW 02 Kecamatan Tambang Ulang
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.
BAB III
PEMELIHARAAN DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KARET
A. Tanaman Karet ( Hevea Bransiliensis )
Tanaman
karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup
penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani
karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidaya.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber
utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks
dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk
mengisi kekosongan pasokan karet dari pada Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha),
sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat
diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.
B.
Gangguan Pada Tanaman Karet
1. Penyakit
Jamur Akar Putih Gejala
Serangan
· Mati mendadak seperti tersiram air panas pada
musim hujan
· Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda
yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah dan bertajuk tipis
· Daun berwarna hijau gelap kusam dan keriput,
permukaan daun menelungkup
· pabila perakaran dibuka maka pada permukaan
akar terdapat semacam benang berwarna putih kekuningan menempel dan pipih
menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas
· Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan
berwarna coklat Penyebab: Jamur Rigidoporus lignosus atau R. micropus
2. Gejala Serangan Penyakit Bidang Sadap Kanker Garis
·
Adanya
selaput tipis berwarna putih kelabu dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap,
apabila dikerok diatas irisan sadap akan tampak garis-garis tegak, berwarna
coklat atau hitam
·
Garis-garis
ini berkembang dan berpadu satu sama lain membentuk jalur hitam yang terlihat
seperti retak-retak membujur pada kulit pulihan
·
Terdapat
benjolan-benjolan atau cekungan-cekungan pada bekas bidang sadap lama sehingga
sangat mempersulit penyadapan berikutnya
·
Gejala
lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk Penyebab: Phytophthora palmivora
3. Gejala Serangan Penyakit
Bidang Sadap Mouldy Rot
·
Adanya
lapisan beledru berwarna putih kelabu sejajar dengan alur sadap. Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna
coklat kehitaman
·
Serangan
bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu
·
Pada
serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecoklatan sehingga
sangat mengganggu pemulihan kulit
·
Bekas
serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur sadap Bekas bidang sadap bergelombang sehingga
menyulitkan penyadapan berikutnya atau tidak bisa lagi disadap.
4. Penyakit Bidang Sadap Kering Alur Sadap
·
Tanaman
tampak sehat dan tumbuh tajuk lebih baik dibandingkan tanaman normal
·
Tidak
keluar lateks di sebagian alur sadap. Beberapa minggu kemudian keseluruhan alur
sadap ini kering dan tidak mengeluarkan lateks
·
Lateks
menjadi encer dan kadar karet kering (K3) berkurang
·
Kekeringan
menjalar sampai ke kaki gajah baru ke panel sebelahnya
·
Bagian
yang kering akan berubah warnanya menjadi coklat dan kadang-kadang terbentuk
gum (blendok)
·
Pada
gejala lanjut seluruh panel/kulit bidang sadap kering dan pecah-pecah hingga
mengelupas Penyebab ketidak seimbangan
fisiologis dan penyadapan yang berlebihan
5. Gejala Serangan Penyakit
Batang Nekrosis Kulit
·
Timbul
bercak coklat kehitaman seperti memar pada permukaan kulit dan dapat timbul
mulai dari kaki gajah sampai di percabangan
·
Bercak
membesar, bergabung satu sama lain, basah dan akhirnya seluruh kulit batang dan
cabang membusuk
·
Penyakit
berkembang pada lapisan kulit sebelah dalam dan merusak lapisan kambium bahkan
sampai ke lapisan kayu
·
Serangan
lanjut kulit pecah dan terjadi pendarahan karena pembuluh lateks pecah
Penyebab:
Jamur Fusarium solani, berasosiasi dengan Botrydiplodia sp
6.
Gejala Serangan
Penyakit Batang Jamur
Upas
·
Stadium
Laba-Laba: Pada permukaan kulit bagian pangkal atau atas percabangan tampak
benang putih seperti sutera mirip sarang laba-laba
·
Stadium
Bongkol: Adanya bintil-bintil putih pada permukaan jaring laba-laba
·
Stadium
Kortisium: Jamur membentuk selimut yaitu kumpulan benang-benang jamur berwarna
merah muda. Jamur telah masuk ke jaringan kayu
·
Stadium
Nekator: Jamur membentuk lapisan tebal hitam yang terdiri dari jaringan kulit
yang membusuk dan kumpulan tetesan lateks yang berwarna coklat kehitaman meleleh
di permukaan bidang yang terserang. Cabang atau ranting yang terserang akan
membusuk dan mati serta mudah patah
Penyebab: Jamur Cortisium salmonicolor
Penyebab: Jamur Cortisium salmonicolor
7. Gejala Serangan Penyakit
Daun: Embun Tepung Oidium
·
Adanya
bercak yang tembus cahaya/translucens dan di bawah permukaan daun terdapat bunder berwarna putih Penyebab: jamur Oidium sp
8.
Gejala Serangan Penyakit Daun: Gugur Daun
Colletotrichum
·
Adanya
bercak coklat kehitaman, tepi daun menggulung. Pada daun umur lebihdari 10 hari
terdapat bercak coklat dengan halo warna kuning selanjutnya bercaktersebut
berlubang Penyebab jamur Colletotrichum sp
9. Gejala serangan Penyakit
Daun Gugur Daun Corynespora
·
Adanya
guratan menyerupai tulang ikan sejajar pada urat daun
Penyebab: jamur Corynespora sp
Penyebab: jamur Corynespora sp
10. Gejala Serangan Hama
rayap
·
Adanya
gerekan pada batang dari ujung sampai ke akar dan memakan akar
11. Gejala Serangan Hama
Babi Hutan
·
Tanaman
muda tiba-tiba tumbang
·
Perakaran
rusak, daun menjadi layu dan kering Penyebab Sub
barbatus, Sus scrofa vittatus
12. Gejala Serangan Hama
Uret
Tanaman yang terserang berwarna
kuning, layu dan akhirnya mati
Penyebab
Uret tanah Helotrichia serrata, H. sufoflava, H. fessa, Anomala varians, Leucophalis sp dan Exopholis sp
Penyebab
Uret tanah Helotrichia serrata, H. sufoflava, H. fessa, Anomala varians, Leucophalis sp dan Exopholis sp
12. Gulma
Gulma yang
sering dijumpai di kebun karet adalah alang-alang (Imperata cylindrica), Ki Rinyuh (Chromolaena
odorata), dan Sembung Rambat (Mikania
micrantha) Gulma dapat menyebabkan:
- Penurunan hasil
- Penurunan kualitas hasil
BAB IV
PEMBAHASAN
Tanaman
karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup
penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani
karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya
1.
Syarat
Tumbuh
Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut:
Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut:
- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200
m diatas permukaan laut, suhu optimal 280 c.
- Jenis tanah mulai dari vulkanis
muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0
- Curah hujan 2000 – 4000 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan 100 150 hari
2.
Pembibitan
Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman.
Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:
Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman.
Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:
- Buatlah jendela pada batang bawah
dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 1/2 – 3/4 cm.
- Buatlah perisai pada entres dengan
ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil dari ketiak daun.
- Bukalah jendela pada batang bawah
kemudian selipkan perisai diantara kulit jendela dan cambium
- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan
rafia atau pita plastik yang tebalnya 0,04 mm.
- 2 minggu setelah penempelan,
penbalut dibuka dan periksalah perisai.
- Potonglah batang bawah pada
ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah pemotongan miring
arah pemotongan miring
- Klon-klon yang dianjurkan sebagai
bibit batang bawah adalah:
GTI, LCB 1320 dan PR 228.
GTI, LCB 1320 dan PR 228.
3.
Penanaman
-
Lahan/kebun
diolah sebaik mungkin sebelumnya .
-
Lakukan
pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan.
-
Luka
potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5
ml untuk satu stump.
-
Pembungkus
okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit siap ditanam
4.
Pemeliharaan
-
Lakukan
penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam
pengambilan unsur hara.
pengambilan unsur hara.
-
Penyulaman
dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai
dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan.
dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan.
-
Tunas
palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggu sekali,
sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian1,80 m.
-
Setelah
tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum bercabang, perlu diadakan
perangsangan dengan cara pengeratan batang, pembungkusan pucuk daun
dan pemenggalan
-
Lakukan pemupukan secara intensif
pada tanaman baik pada kebun
persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenistanah.
persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenistanah.
-
Untuk
jenis tanah Latosol dan Podsolik Merah Kuning, anjuran dosis pupuk seperti pada tabel 1.
5.
Penyadapan
Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:
Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:
- Pembukaan bidang sadap dimulai dari
kiri atas kekanan bawah, membentuk sudut
300.
- Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 –
2 mm.
- Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm.
- Waktu penyadapan yang baik adalah
jam 5.00 – 7.30 pagi
B.
Hama Pada Tanaman Karet
a. Tungau
(Tarsonemus translucens)
Tungau berukuran sangat kecil,
tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga dewasa
panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus
hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman cabai dengan
cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat
menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan yang berat, terutama
di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak normal dan daun-daunnya
keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara disemprot insektisida
akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC (0,2%).
b. Kumbang Penggerek
Kumbang
penggerek biasanya menyerang tanaman pohon mangga dan menghisap getahnya. Namun karena
pengaruh alam maka pada
saat ini ditemukan bahwa kumbang penggerek mulai menyerang tanaman karet.
c. Kutu
lak
Kutu lak tidak dapat hidup pada manusia atau hewan tetapi hidup
menumpang pada tanaman inangnya. Namun tidak semua tanaman dia senangi. . Kutu ini hanya setia pada kekasihya yang
hanya satu-satunya pohon yang paling cocok dijadikan tempat hidupnya. Tanaman
itu ada disekitar kita, namun sudah mulai langkah. Tanaman itu kita kenal
dengan nama ”Kesambi” dengan nama latin (Schleichera oleosa,Merr), termasuk salah satu tumbuhan hutan yang beradopsi lokal, bermanfaat
Kutu lak hidup dengan cara bersimbiosis dengan semut, karena semut
menghasilkan kelenjar madu. Kutu lak mengganggu tanaman karet karena kutu lak
menghisp cairan dari dalam daun karet sehingga dun karet menjadi menguning dan
akhirnya mati.
d. Rayap
Rayap ada jauh sebelum manusia ada.
Pearce
(1997) menyatakan kurang lebih 100 juta tahun yang lalu. Rayap mengapa tetap ada ?.
Kelestarian kehidupan rayap didukung oleh cara hidupnya yang memberikan
keuntungan besar baginya. Rayap hidup dalam satu masyarakat yang ter-organisasi. Dengan cara
itu, rayap hidup berkelompok (koloni) dalam jumlah yang besar sehingga
terbentuk pertahanannya. Organisasi komunal bertambah effisien dengan adanya spesialisasi (kasta).
Sebagian individu dari koloni itu ditugaskan untuk membuat sistem
pertahanan, melawan musuh, dan melindungi individu lainnya. Itulah
Kasta Prajurit. Individu-individu lain bekerja
terus tanpa henti, memelihara telur dan rayap muda, serta memindahkannya pada
saat terancam ke tempat yang lebih aman, memberi makan dan memelihara
ratu, mencari sumber makanan, menumbuhkan jamur dan memeliharanya. Itulah Kasta Pekerja. Bahkan
kadang-kadang mereka memakan rayap lain yang lemah sehingga hanya individu-individu
yang kuat saja yang dipertahankan. Semua ini merupakan mekanisme
pengaturan keseimbangan energi di
dalam koloni rayap. Organisasi komunal rayap itu, dipimpin oleh Kasta Reproduktif (ratu).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Taman
karet ( hevea brasilliensis )
merupakan penghasil karet yang merupakan komoditas ekspor Indonesia.
2.
Penyakit
merupakan pengganggu mayoritas pada tanaman karet.
3.
Ada
lebih dari 22 jenis penyakit yang menyerang tumbuhan karet, yang paling sering
dijumpai adalah penykit akar putih dan penyakit kering alur sadap.
4.
Penyakit
akar putih disebabkan oleh jamur
Ringgidoporus micropus.
5.
Penyakit
kering alur sadap disebabkan oleh penyadapan yang berlebihan.
6.
Hama merupakan pengganggu yang bersifat minor.
7.
Hama
yang mengganggu tanaman karet diantaranya rayap, kutu lak, uret / lundi,
kumbang penggerek, tungau, beruk, babi
hutan dan tapir
C. Saran
1. Saran untuk
DU/DI Instansi
-
Dalam kegiatan prakerin kedepan
perusahaan karet diharapkan membuatkan jadwal untuk siswa prakerin agar dalam
melaksanakan sesuatu pekerjaan dapat selesai dengan target.
-
Dalam melaksanakan kegiatan prakerin
pembimbing sebaiknya sering mengkoordinir dan mengawasi anak didiknya di
lapangan agar siswa prakerin mendapatkan penjelasan cara kerja dilapangan
2. Saran untuk
sekolah
-
Dalam masa prakerin, hendaknya guru –
guru yang bertugas memonitoring lebih
sering menjenguk anak didiknya.
-
Setelah kegiatan prakerin selesai,
hendaknya guru – guru yang bersangkutan memberi masukan menyelesaikan laporan
kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Tarumingkeng, R.C. 1971. Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu Indonesia. Lap. LPH. BogoR....
http://www.infogigi.com/article/GAMBAR-hama-dan-penyakit-tanaman karet.html
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/budidaya-tanaman-karet.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar