BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap siswa
lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian dan siap kerja karena
lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak dunia usaha/industri. Oleh karena
itu diadakan suatu program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yaitu dengan
melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) agar setiap siswa lulusan SMK
mempunyai suatu pengalaman dalam dunia usaha sebelum memasuki dunia usaha
tersebut secara nyata setelah lulus sekolah.
Sesuai
dengan hasil pengalaman dan penelitian Direktorat pendidikan menengah kejuruan,
pola penyelenggaraan di SMK belum menghasilkan tamatan sebagai mana yang
diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi pembelajaran yang belum
kondusif menghasilkan tenaga kerja yang profesional, karena keahlian profesional
seseorang tidak semata-mata diukur oleh penguasa unsur pengetahuan dan teknik
bekerja, tetapi harus dilengkapi dengan penguasaan kiat (arts) bekerja baik.
B. Tujuan
Tujuan
dilaksanakannya Prakerin adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menghasilkan tamatan atau tenaga
kerja profesional
2.
Sebagai tahap untuk persyaratan dalam
mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN)
3.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
keahlian serta pengalaman kerja bagi siswa
4.
Untuk mengenal lebih dalam dunia kerja
yang sesungguhnya
5.
Meningkatkan efisiensi dalam proses
pendidikan
C.
Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja ini dilaksanakan dari tanggal 7 Mei 2012 sampai
30 Agustus 2012. Tempat pelaksanaan Praktik Kerja adalah CV. Sumber Hidup
Sejahtera Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut
Kalimantan Selatan.
BAB
II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKERIN
A.
Sejarah
Singkat Tempat Prakerin
CV. SUMBER HIDUP
SEJAHTERA berdiri pada tahun 2005,
dengan direktur H. Maksum dan manager produksi/pemasaran Adi. Bidang usaha yang
dijalankan pada saat itu ialah perkebunan karet tanaman hortikultural, sarana produksi pertanian, perkebunan
dan kehutanan. Dengan titik berat usaha yang dilaksanakan juga ialah penyediaan
sarana produksi pertanian.
Pada tahun 2007 baru fokus bergerak di
bidang usaha yaitu pembibitan bibit karet dan perkebunan pohon karet produksi
serta kelapa sawit dengan masing-masing luas areal yaitu :
1. Perkebunan
pohon karet produksi 27 Hektar.
2. Perkebunan
kelapa sawit 35 Hektar.
Sampai saat ini produksi bibit karet sekitar 60.000
pertahunnya, sedangkan penjualan berkisar 300.000-800.000 bibit pertahunnya.
CV.SUMBER HIDUP SEJAHTERA ialah usaha yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
B. Visi
dan Misi Perusahaan
1.Kita
ingin menjadikan usaha yang memberikan layanan dan mutu bagi pertanian
2. Dapat bermanfaat bagi masyarakat
3. Menciptakan lapangan
pekerjaan
C.
Struktur
Organisasi Perusahaan
Gambar 1.
STRUKTUR
ORGANISASI CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA
DIREKTUR
H.MAKSUM
|
MANAGER
ADMINISTRASI/
KEUANGAN
HATIMAH, S.E
|
MANAGER
PRODUKSI DAN
PEMASARAN
|
PENGAWAS/KEPALA
KEAMANAN
JAHRANI
|
D.
Bidang
Usaha Yang Dilakukan
Bidang usaha yang dilakukan oleh CV.
SUMBER HIDUP SEJAHTERA adalah pembibitan dan perkebunan Karet.
E.
Lokasi
CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA
berlokasi di Desa Sungai Pinang
RT 03 RW 02 Kecamatan Tambang Ulang
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN KARET
A. Tujuan
Tujuan utama
pasaran karet (hevea brasiliensis) ndonesia adalah ekspor. Di
pasaran internasional (perdagangan bebas) produk karet Indonesia menghadapi
persaingan ketat. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan Kuantitas dan
Kualitas produksi, dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
B. Syarat Pertumbuhan
1. Suhu udara
240C – 280C.
2. Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
3. Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
4. Kelembaban tinggi
5. Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
6. Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
7. Ketinggian lahan 200 m dpl.
2. Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
3. Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
4. Kelembaban tinggi
5. Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
6. Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
7. Ketinggian lahan 200 m dpl.
C. Pedoman Teknis Budidaya
1. Pembibitan
a. Persemaian
Bibit
1. Tanah dicangkul sedalam 60-75
cm, lalu dihaluskan dan diratakan.
2. Penyiraman dilakukan secara teratur
3. Pemupukan
2. Penyiraman dilakukan secara teratur
3. Pemupukan
b. Pembuatan Kebun Entres
1. Cara penanaman dan pemeliharaan seperti
menanam bibit okulasi.
2. Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
3. Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
4. Pemupukan
2. Bibit yang digunakan dapat berbentuk bibit stump atau bibit polybag.
3. Jarak tanam 1,0 m x 1,0 m.
4. Pemupukan
c. Okulasi
Ada 2 macam okulasi: Okulasi coklat dan okulasi hijau.
Ada 2 macam okulasi: Okulasi coklat dan okulasi hijau.
Keterangan
|
Okulasi
Coklat
|
Okulasi
Hijau
|
Umur batang bawah
|
9-18 bulan
|
3-8 bulan
|
Diameter batang 10 cm dari tanah
|
+ 2 cm
|
1 – 1,5 cm
|
Kayu okulasi
|
Dari kebun entres, warna hijau tua dan coklat,
diameter 1,5 – 3 cm.
|
Dari kebun entres umur 1-3 bulan, warna masih hijau atau telah terbentuk 1-2 payung.
|
2. Pengolahan Media Tanam
Tanah dibongkar dengan cangkul / traktor, dan bersihkan dari sisa akar Pembuatan teras untuk tanah dengan
kemiringan > 10 derajat. Lebar teras minimal
1,5 dengan jarak antar teras tergantung dari jarak tanam.Pembuatan rorak (kotak
kayu panjang) pada tanah landai.
Rorak berguna menampung tanah yang tererosi. Jika sudah penuh isi rorak
dituangkan ke areal di sebelah atas rorak.Pembuatan saluran penguras dan
saluran pinggiran jalan yang sesuai dengan kemiringan lahan dan diperkeras.
3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanaman
0-3 th tumpangsari dengan padi gogo, jagung, kedele
> 3 th tumpangsari dengan jahe atau kapulogo
> 3 th tumpangsari dengan jahe atau kapulogo
b. Pembuatan Lubang Tanam
Jarak tanam 7 x 3 m (476 bibit/ha) Lubang tanam :
1. okulasi stump mini 60 x 60 x 60 cm
2. okulasi stump tinggi 80 x 80 x 80 cm
1. okulasi stump mini 60 x 60 x 60 cm
2. okulasi stump tinggi 80 x 80 x 80 cm
c.
Cara Penanaman
1 Masukkan bibit dan plastiknya dalam
lubang tanah dan biarkan 2-3 minggu.Buka
kantong plastik, tebarkan NATURAL GLIO yang telah dikembangbiakkan
dalam pupuk kandang + 1 minggu dan segera timbun dengan tanah galian
2 Siramkan POC NASA yang telah
dicampur air secara merata tutup perpohon). Hasil akan lebih bagus jika
menggunakan SUPER NASA. Caranya : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter
(2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml
larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun.
Dilakukan saat tanaman berumur 1-2 tahun.
b. Pemupukan
UMUR
( bulan ) |
Dosis
pupuk Makro (per ha)
|
|||
Urea
( kg ) |
Rock
Phospat/
( kg ) |
MOP/ KCl
( kg ) |
Kieserite
(MgSO4) ( kg ) |
|
0
|
0
|
150
|
0
|
0
|
3
|
60
|
115
|
40
|
40
|
8
|
60
|
115
|
40
|
40
|
12
|
75
|
135
|
50
|
40
|
18
|
75
|
135
|
50
|
40
|
24
|
115
|
300
|
115
|
75
|
36
|
210
|
300
|
115
|
75
|
48
|
235
|
300
|
115
|
75
|
dst
|
sebaiknya dilakukan analisa tanah
|
|||
|
Dosis POC
NASA mulai awal tanam :
|
|||
0 – 36
|
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan
sekitar pangkal batang
setiap 4 – 5 bulan sekali |
|||
> 36
|
3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan
sekitar pangkal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali |
|||
Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah
produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :
|
||||
|
Catatan: Akan Lebih baik
pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol
untuk + 300 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.3.3.)
5. Hama dan Penyakit
1. Hama a. Kutu tanaman
(Planococcus citri)
Gejala: merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan daun muda. Bagian tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.
b. Tungau (Hemitarsonemus , Paratetranychus)
Gejala; mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga tidak normal dan kerdil, daun berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona
Gejala: merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan daun muda. Bagian tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.
b. Tungau (Hemitarsonemus , Paratetranychus)
Gejala; mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga tidak normal dan kerdil, daun berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona
2.
Penyakit Penyakit
yang menyerang bagian akar, batang, daun dan bidang sadap, sebagian besar
disebabkan oleh jamur.
6.
Panen
Penyadapan pada umur + 5 tahun, dan dapat dilakukan selama 25-35 tahun.
Pemakaian POC NASA, HORMONIK dan SUPERNASA secara teratur akan mempercepat waktu penyadapan pertama kali dan memperlama usia produksi tanaman.
Penyadapan pada umur + 5 tahun, dan dapat dilakukan selama 25-35 tahun.
Pemakaian POC NASA, HORMONIK dan SUPERNASA secara teratur akan mempercepat waktu penyadapan pertama kali dan memperlama usia produksi tanaman.
BAB IV
PEMBAHASAN BUDIDAYA KARET
A. Persiapan
Tanam dan Penanaman
Dalam pelaksanaan penanaman
tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang dilakukan secara sistematis
mulai dari pembukaan lahan sampai dengan penanama, yang terdiri dari:
1.
Pembukaan lahan (Land Clearing)
untuk Cara Budidaya Karet
Lahan tempat
tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang,
sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman.
Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi :
(a) pembabatan semak belukar, (b)
penebangan pohon, (c) perecanaan dan pemangkasan, (d)
pendongkelan akar kayu, (e)
penumpukan dan pembersihan. Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan
penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan
saluran drainase dalam perkebunan.
2. Dalam
mempersiapkan lahan intik Cara Budidaya Karet juga diperlukan
pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :
pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :
B. Pemberantasan
Alang-alang dan Gulma lainnya.
Pada lahan
yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai vegetasi
alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan bahan kimia
antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini kemudian diikuti
dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia maupun secara mekanis.
Pengolahan Tanah Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk
pertanaman karet dapat dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan
membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm.
Namun demikian pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat
dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar