KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang mendalam kita
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, hanya karena nikmat dan hidayahNya
pula kami dapat menyusun makalah bimbingan dan konseling
Makalah ini disusun bertujuan untuk pedoman
atau arah dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling di sekolah.
Jika ada perbedaan dalam hal format
ataupun susunannya, makalah yang disusun saat ini. Guna untuk mengetehui kebermanfaatan makalah ini diperlukan suatu evaluasi. Evaluasi dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal. Evaluasi eksternal diperlukan dari
teman sejawat, baik melalui instrumen maupun melalui sumbang saran dari para
pembaca atau pengguna makalah ini..
Untuk itu kritik, saran maupun
arahan sangat diharapkan dari semua
fihak, khususnya yang pihak-pihak yang
kompeten guna peningkatan dan penyempurnaan program.
Ucapan terima kasih kami aturkan kepada semua
pihak, terutama kepada bapa dosen yang telah memberikan arahan dan pembinaan
dalam penyusunan makalah ini. Harapan semoga dapat dilaksanakan, dan dapat
membantu peserta didik dalam mencapai perkembangan yang optimal.
Kapuas Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul
KATA PENGANTAR……………………………………………………............... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….............. ii
BAB I. PENDEHULUAN………………………………………………................. 1
A.
Pengertian
Bimbingan............................................................... 1
B.
Pengertian
Konseling................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
BIMBINGAN DAN KONSELING............................ 2
A.
Hubungan
bimbingan dan konseling........................................ 2
B.
Macam –
macam bimbingan dan konseling............................. 3
C.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling........................................... 3
D.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling........................................... 4
E. Asas-asas Bimbingan dan Konseling...................................... 5
BAB III. TEKNIK-TEKNIK
BIMBINGAN DAN KONSELING............................. 7
A.
Pengertian
Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling.............. 7
B.
Teknik-Teknik
Bimbingan dan Konseling................................ 7
C.
Kode
Etik Pada Bimbingan dan Konseling............................... 10
D.
Langkah-Langkah Umum Pelayanan BK di Sekolah................. 11
BAB IV.PENUTUP………………………………………………………............... 12
A. Kesimpulan.................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
BAB I
PENDEHULUAN
A.Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955, yang menyatakan:
Guidance is process of helping individual through their own
effort to discover and develop their potentialities both for personal happiness
and social usefulness.
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
B.Pengertian Konseling
Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” (Homby: 1958:246) atau memberi saran dan nasihat.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru/konselor dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahakn dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
Hubungan
bimbingan dan konseling
Di atas telah dijelaskan pengertian
bimbingan dan konseling, yang sepintas terdapat dan kesamaan dan perbedaannya.
Akantetapi, sesungguhnya bimbingan dan konseling merupakan dua kegiatan kerja
yang saling melengkapi. Menurut Prof. bimo walgito, para ahli sepakat secara
bulat, baik tentangkeamaan antara bimbingan dan konseling serta perbedaannya,
maupun saling melengkapinya antara kegiatan bimbingan dan konseling.
Dengan memperhatikan uraian diatas, jelaslah bahwa counseling
merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu
dengan memberikan bantuan secara individual ( face to face relationship )
guidance counseling mempunyai hbungan yang sangat erat. Perbedaannya terletak
di dalam tingkatannya. Pandangan inilah yang paling banyak dianut dan diikuti
kegiatan – kegiatan praktik.
1.
Konseling
merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian bimbingan lebih
luas daripada pengertian konseling ( penyuluhan ) oleh karena itu,konseling
merupakan guidance, tetapi tidak semua guidance merupakan kegiatan konseling
2.
Dalam
konseling terdapat masalah tertentu, yaitu maslah yang dihadapi oleh conselee,
sedangkan guidance tidakdemikian. Guidance lebih bersifat pereventif atau
pencegah, sedangkan prnyuluhan lebih bersifat kuratif atau korektif.
Lebih
– lebih adanya perkembangan usaha – usaha manusia dalam bidang pendidikan, baik
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, timbul pula berbagai kesukaran yang
dialami oleh anak – anak dalam perkembangan atau dalam menentukan pilihan
hidupnya. Misalnya :
v Banyak diantara anak – anak dan
pemuda yang mengalami kesukaran dalam cara belajar, cara menggunakan waktu
senggang, cara menyesuaikan diri dengan teman sekelas, dan sebagainya
v Banyak diantara anak – anak yang
tidak tahu ke mana ia harus melanjutkan sekolahnya yang sesuai dengan bakatnya
v Banyak diantara anak – anak keluar
sekolah sebelum waktunya, pindah sekolah \, dan lain – lain hingga hal tersebut
akan memboroskan waktu dan biayaya
v Banyak diantara anak – anak yang
menjadi pengangguran dan berbuat yang tidak sopan, dan masih banyak lagi
kesukaran lain ( H.M. Umar dan Sartono, 1998 ; 19 )
Dari
beberapa contoh tersebut, cukup jelas betapa pentingnya bimbingan dan penyuluhan, terutama pada siswa sekolah
lanjutan. Akan tetapi, sebenarnya tujuan bimbngan di sekolah tidak terbatas
lagi siswa saja, melainkan juga bagi sekolah secara keseluruhan dan bagi
masyarakat
B.
Macam
– macam bimbingan dan konseling
Salah satu problem yang dihadapi siswa di sekolah
adalah kesulitan belajar. Ciri yang tampak seperti nilai jelek, hasil tidak
sesuai dengan usaha, sikap yang kurang baik; menentang, berdusta dan tingkah
laku lain seperti membolos.
Siswa kadang tidak mengetahui bahwa ia
bermasalah. Dalam keadaan seperti ini hal yang diperlukan siswa yaitu 1)
bimbingan belajar. 2) bimbingan sosial dan 3) bimbingan dalam mengatasi masalah
pribadi.
1.
Bimbingan belajar
bertujuan mengatasi masalah kegiatan belajar
di dalam atau luar sekolah; meliputi bimbingan cara belajar (kelompok atau
individual), merencanakan waktu dan kegiatan belajar, kesulitan dalam mata
pelajaran tertentu, dan hal yang berkaitan dengan cara, proses, prosedur dalam
belajar.
2.
Bimbingan social
Tujuan bimbingan sosial yang agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi bimbingan sosial dimaksudkan untuk memperoleh kelompok belajar dan bermain, persahabatan dan kelompok sosial yang sesuai dan yang akan membantu dalam menyelesaikan masalah tertentu.
Tujuan bimbingan sosial yang agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi bimbingan sosial dimaksudkan untuk memperoleh kelompok belajar dan bermain, persahabatan dan kelompok sosial yang sesuai dan yang akan membantu dalam menyelesaikan masalah tertentu.
3.
Bimbingan dalam mengatasi
masalah pribadi
Beberapa masalah pribadi menimbulkan konflik, misalnya antara intelektual dan emosi, bakat dan aspirasi lingkungan, antar kehendak, antar situasi. Menurut Downing, layanan bimbingan pribadi bermanfaat terutama dalam membantu menciptakan hubungan sosial yang menyenangkan, menstimulasi siswa meningkatkan partisipasi, mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, meninggalkan motivasi belajar dan menstimulasi tumbuhnya minat bakatnya.
Beberapa masalah pribadi menimbulkan konflik, misalnya antara intelektual dan emosi, bakat dan aspirasi lingkungan, antar kehendak, antar situasi. Menurut Downing, layanan bimbingan pribadi bermanfaat terutama dalam membantu menciptakan hubungan sosial yang menyenangkan, menstimulasi siswa meningkatkan partisipasi, mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, meninggalkan motivasi belajar dan menstimulasi tumbuhnya minat bakatnya.
C.
.Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa “dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”. (Prayitno. 1997:23).
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, ditujukan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang normal di dalam setiap diri individu selain memiliki hal-hal yang positif tentu ada yang negatif. Pribadi yang sehat ialah apabila ia mampu menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan penerimaan dirinya itu.Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan ditujukan agar peserta mengenal lingkungannya secara objektif, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nliai-nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan ditujukan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengabil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkkut bidang pendidikan, bidnag karir, maupun bidnag budaya, keluarga dan masyarakat (Prayito, 1998: 24). Melalui perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu mawujudkan dirinya sendiri dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Dan perlu pula diingat bahwa diri haruslah sejalan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap
D.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengembang sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dan fungsi advokat. Uraian berikut ini adalah menjelaskan makna masing-masing fungsi bimbingan dan konseling:
1.Fungsi pemahaman
a.Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri
b.Pemahaman tentang linkungan peserta didik
c.Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di
dalamnya informasi pendidikan,
informasi jabatan/pekerjaan, dan informasi sosial dan
budaya/nilai-nilai), teruatam oleh peserta didik
2.Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, atau menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3.Fungsi pengentasan
Istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan.
Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya, jenisnya, maupun bentuknya. Pelayanan dan pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan ini dapat bersifat konseling perseorangan maupun konseling kelompok.
4.Fungsi pemeliharaan dan pengambangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan. Dalam
fungsi ini hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik
dan dimantapkan. Dengan demikian dapat diharapkan peserta didik dapat mencapai
perkembangan kepribadian secara optimal.
5.Fungsi advokasi
Fungsi advokasi yaitu bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta
didik dalam rangka upata pengembangan seluruh potensi secara optimal.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hsil sebagaimana yang
terkandung di dalam masing-masing fungsi tersebut. Setiap pelayanan kegiatan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu satu
atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak dicapainya jelas
dapat diidentifikasi dan dievaluasi.Secara keseluruhan, jika semua
fungsi-fungsi itu telah terlaksnaa dengan baik, dapatlah bahwa peserta didik
akan mampu berkembangan secara wajar dan mantap menuju aktualitasi diri secara
optimal pula. Keterpaduan semua fungsi tersebut akan sangat membantu
perkembangan peserta didik secara terpadu pula.
E.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Menurut Prayitno ada beberapa asas yang harus
diperhatikan:
1. Asas kerahasiaan
Asas ini merupakan asas kunci, karena klien mampu mengungkap masalahnya pada orang yang dipercaya klien. Dengan adanya keterbukan masalah akan dapat diselesaikan dengan baik.
Asas ini merupakan asas kunci, karena klien mampu mengungkap masalahnya pada orang yang dipercaya klien. Dengan adanya keterbukan masalah akan dapat diselesaikan dengan baik.
2. Asas keterbukaan
Asas ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran dan keinginan yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan.
Asas ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran dan keinginan yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan.
3. Asas kesukarelaan
Asas ini lebih terkait dengan pribadi konselor. Konselor perlu memiliki sikap sukarela dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien. Dengan sikap sukarela dari konselor klien akan dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi atas permasalahannya.
Asas ini lebih terkait dengan pribadi konselor. Konselor perlu memiliki sikap sukarela dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien. Dengan sikap sukarela dari konselor klien akan dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi atas permasalahannya.
4. Asas kekinian
Fokus pemecahan permasalahan klien adalah pada masa saat ini. Apa yang saat ini dirasakan dan menjadi permasalahan klien adalah hal yang perlu diselesaikan dalam pertemuan konseling.
Fokus pemecahan permasalahan klien adalah pada masa saat ini. Apa yang saat ini dirasakan dan menjadi permasalahan klien adalah hal yang perlu diselesaikan dalam pertemuan konseling.
5. Asas kegiatan
Konseling dapat berlangsung baik apabila klien mau melaksanakan tugas yang diberikan. Konselor hendaknya mampu memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan dalam sesi konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien.
Konseling dapat berlangsung baik apabila klien mau melaksanakan tugas yang diberikan. Konselor hendaknya mampu memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan dalam sesi konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien.
6. Asas kedinamisan
Dinamis merupakan perubahan menuju pada kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus memberikan layanan yang sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi perubahan ke arah perkembangan pribadi yang lebih baik.
Dinamis merupakan perubahan menuju pada kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus memberikan layanan yang sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi perubahan ke arah perkembangan pribadi yang lebih baik.
7. Asas keterpaduan
Dalam pemberian layanan, konselor perlu memperhatikan aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini berkaitan dengan aspek klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses layanan.
Dalam pemberian layanan, konselor perlu memperhatikan aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini berkaitan dengan aspek klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses layanan.
8. Asas kenormatifan
Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
9. Asas keahlian
Proses konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang profesional yang menntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan konseling.
Proses konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang profesional yang menntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan konseling.
10. Asas alih tangan
Asas ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan yang tidak tepat. Bila permasalahan klien perlu penanganan dari ahli yang lain maka pengalihtanganan kepada pihak yang lebih ahli perlu dilaksanakan.
Asas ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan yang tidak tepat. Bila permasalahan klien perlu penanganan dari ahli yang lain maka pengalihtanganan kepada pihak yang lebih ahli perlu dilaksanakan.
11. Asas tut wuri handayani
Makna layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu melainkan makna tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang.
Makna layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu melainkan makna tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang.
BAB
III
TEKNIK-TEKNIK
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Teknik-Teknik
Bimbingan dan Konseling
Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan
menyetir.[1]
Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bantuan atau pertolongan.
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,
penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
klien. Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu individu
melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar
konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif prilakunya.[2]
Jadi, teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode
yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau
sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya,
serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan
cara berinteraksi atau bertatap muka.
B. Teknik-Teknik Bimbingan dan
Konseling
Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan
mengambil dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan
pendekatan secara individual (Individual Guidance Counseling).
1. Bimbingan
Kelompok (Group Guidance)
Tehnik ini dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok
murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok, yaitu yang
dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu dirasakan oleh
individu sebagai anggota kelompok.[3]
Tehnik ini membawa keuntungan pada diri murid,[4]
diantaranya;
·
Menghemat waktu dan tenaga.
·
Menciptakan kesempatan bagi semua
siswa untuk berinteraksi dengan konselor, yang memungkinkan siswa lebih
berkeinginan membicarakan perencaan masa depan atau masalah pribadi-social.
·
Menyadarkan siswa bahwa kenyataan
yang sama juga dihadapi oleh teman-temannya, sehingga mereka terdorong untuk
berusaha mengahadapi kenyataan itu bersama-sama dan saling mendiskusikannya.
Ada beberapa teknik dalam bimbingan kelompok, seperti:
a. Home room programe
a. Home room programe
Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya
secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara
guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang
dianggap perlu.
Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu
situasi yang bebas dan menyenangkan,sehingga murid-murid dapat mengutarakan
perasaannya seperti dirumah.
b.
Karyawisata/ field trip
Kegiatan rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk
bimbingan kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam
kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab.
c.
Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid
akanmendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid
dapat menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam
diskusi itu dapat tertanam pula rasa tanggungjawab dan harga diri.
Masalah yang mungkin dapat diduskusikan antara lain:
v
Pembagian kerja dalam suatu kegiatan
kelompok.
v
Perencanaan suatu kegiatan.
v
Masalah-masalah pekerjaan.
v
Masalah belajar.
v
Masalah penggunaan waktu senggang.
v
Masalah persahabatan, keluarga dsb.
d. Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan tehnik yang baik dalam
bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk
berpatisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih
berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan
menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat menembangkan tanggungjawab. Tehnik
sosiometri dapat banyak menolong dalam pembentukan kelompok.
e.
Organisasi murid
Keorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun
dilingkungan masyarakat. Melalui organisasi ini banyak masalah individual
maupun kelompok dapa diseleseikan. Dalam organisasi murid mendapat kesempatan
untuk belajar mengenal berbagai aspek kehdupan social. Mengaktipkan murid dalam
mengembangkan bakat kepemimpinan disamping memupuk rasa tanggungjawab dan harga
diri.
f.
Sosiodrama[5]
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu tehnik didalam
memecahkan masalah-masalah social dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di
dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu dari suatu
masalah social.
g.
Psikodrama
Psikodrama adalah tehnik untuk memecahkan masalah-masalah
psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu,
konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari.
Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan
adanya ketegangan psyshis yang dialami individu.[6]
h. Remedial teaching
Bentuk penambahan pelajaran, pengulangan kembali,
latihan-latihan, penekanan aspek-aspek tertentu.Hal ini tergantung dari jenis
dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.
2. Individual
Guidance Counseling (Bimbingan Konseling Individu)
Bimbingan konseling individu yaitu bimbingan konseling yang
memungkinkan klien mendapat layanan langsung tatap muka dalam rangka pembahasan
dan pengentasan permasalahan yang sifatnya pribadi yang dideritannya.[7]
Dalam konseling ini hendaknya konselor bersikap penuh
simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan
apa yang sedang dirasakan oleh klien. Dan empati artinya berusaha menempatkann
diri dalam situasi diri klien denagn segala masalah-masalah yang dihadapinya.
Denagn sikap ini klien akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada konselor.
Dan ini sangat membantu keberhasilan konseling.
Masalah-masalah yang mungkin dapat di diskusikan:
a. Masalah-maslah
yang sifatnya pribadi.
b. Dilakukan
dengan face to Face relationship.
c. Metode
wawancara antara konselor dab kasus.
d. Konselor
harus bersikap penuh simpati dan empati.
C. Kode Etik
Pada Bimbingan dan Konseling
Kode etik yaitu ketentuan atau peraturan yang harus ditaati
oleh siapa saja yang berkecimpung dalam bidang bimbingan dan penyuluhan demi
untuk kebaikan. Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan
dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan justru
diharapkan semakin baik.Kode etik ini mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak
boleh dilanggar atau diabaikan tanpa membawa akibat yang tidak menyenangkan.
Dibawah ini ada beberapa kode etik dalam bimbingan dan
konselling:
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam
bidang bimbingan dan konseling harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan
dan penyuluhan.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau
wewenangnya. Karena itu pembimbing jangan sampai mencampuri weenang serta
tanggung jaawabnya.
3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung dengan
kehidupan pribadi orang, maka seorang pembimbing harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan
sebaik-baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
c. Menghargai sama terhadap bermacam-macam klien.
4. Pembimbing tidak diperkenankan:
a. Menggunakan tenaga-tenaga ahli yang tidak terdidik dan
terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan
hal-hal yang tidak baik bagi klien.
d. Mengalihkan klien kepada konselor lain, tanpa persetujuan
klien.
5. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain diluar
kemampuan atau diluar keahliannya.
6. Pemmbimbing haruslah menyadari akan tanggungjawabnya yang
berat yang memerlukan pengabdian sepenuhnya.
D. Langkah-Langkah Umum Pelayanan BK di Sekolah
1.
Tahap Perencanaan
a.
Merumuskan topik, materi atau masalah yang akan dibahas.
b. Merumuskan jenis layanan atau kegiatan pendukung: sasaran
layanan, metode, waktu, penyelenggara dan pihak-pihak yang dilibatkan.
c. Merumuskan pokok-pokok materi dan prosedur pelaksanaan,
cara evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Identifikasi kasus.
b. Identifikasi masalah.
c. Analisis masalah (diagnosis).
d. Estimasi dan identifikasi alternatif pemecahan
(prognosis).
e. Tindakan pemecahan masalah (treatment, theraphy).
f. Evaluasi hasil pemecahan maslah dan tindakan lanjutan
(follow up).
3. Tahap Evaluasi
a. Menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan, baik dari segi
proses maupun hasil.
b. Keberhasilan proses dapat dilihat dari antusiasme dan
keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan.
c. Keberhasilan dari hasil dapat dilihat dari ada tidaknya
perubahan prilaku siswa sebelum mengikuti dan setelah mengikuti kegiatan.
4. Tahap Analisa
Menganalisis
factor-faktor yang diperkirakan menjadi penyebab berhasil atau tidaknya suatu
kegiatan dilaksanakan.
5. Tahap Tindak Lanjut
Hasil-hasil analisi ditindaklanjuti untuk mengatasi berbagai
kelemahan dan mengembangkan berbagai keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan,
yang dituangkan dalam rekomendasi yang selanjutnya menjadi landasan dalam
membuat perencanaan kegiatan BK.
BAB
IV
PENUTUP
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling ditujukan untuk membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi serta bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal/sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
B.Saran
Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan dan konseling yang terarah.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta Jakarta
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan
& Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika
Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar