LAPORAN
PRAKTIK
KERJAINDUSTRI
(PRAKERIN)
DI CV. SUMBER HIDUP
SEJAHTERA
BUDIDAYA TANAMAN KARET
OLEH
NAMA : Latifah
NIS : 3093
PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 KUALA KAPUAS
TAHUN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini disusun guna memenuhi
salah syarat menyelesaikan pembelajaran pada SMK Negeri 3 Kuala Kapuas yang
dilaksanakan
Semester IV, pada tanggal 7
Mei 2012 s.d. 30 Agustus 2012.
Prakerin tersebut dilaksanakan di CV SUMBER HIDUP
SEJAHTERA
Kuala Kapuas ,September, 2012
Penyusun
Rabiatul
NIS. 3075
NAMA
|
KETERANGAN
|
TANDA TANGAN
|
Prisca Ariani
|
Pembimbing Sekolah
|
|
jahrani
|
Pembimbing DU/DI
|
|
Eka Jaka Nugraha
|
Ketua Bidang Keahlian
|
Mengetahui
Kepala
Sekolah
Pimpinan DU/DI
Moh.
Amin Hi. Ambutuwo, S.Pt selaku H. Maksum
NIP. 19680308 199802 1 003
IDENTITAS DU / DI / INSTANSI
NAMA DU/DI/INSTANSI : CV
SUMBER HIDUP
SEJAHTERA
1.
BIDANG
USAHA :
PERKEBUNAN POHON KARET
2.
ALAMAT :
Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang Ulang
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan
3.
NO.
TELEPHONE/FAX :
4.
NAMA
PIMPINAN/DIREKTUR : H. MAKSUM
( )
5.
NAMA PEMBIMBING
: 1.
JAHRANI ( )
2. ANTO SUDRAJAT( )
Kuala Kapuas , September 2012.
Pimpinan / Direktur,
H.Maksum
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha ESA, sehingga penyusun Laporan
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dapat terselesaikan dengan baik, dan laporan
ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa penulis telah melaksanakan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan di CV.Sumber Hidup Sejahtera pada tanggal
7 Mei 2012 sampai 30 Agustus 2012. Penyusun
Laporan Praktik Kerja Indusri (PRAKERIN) ini adalah salah satu syarat untuk
mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) .
Penulis banyak
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu, membimbing dan memberi dukungan, serta fasilitas dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini kepada :
1.
Bapak Moh. Amin
Hi. Ambutuwo, S.Pt selaku Kepala SMKN 3 Kuala Kapuas
2.
Bapak Hj.
Maksum selaku Direktur di CV. Sumber Hidup Sejahtera
3.
Bapak Eka Jaka
Nugraha ,Sp selaku ketua jurusan yang telah memberikan motivasi dan segala
bantuan selama ini
4.
Bapak Ir. M.
Sajari selaku koordinator prakerin yang telah memberikan segala bantuan selama
ini
5.
Bapak Eka Jaka
Nugraha ,Sp selaku pembimbing laporan kerja praktik
6.
Bapak Jahrani
yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam melaksanakan Praktik Kerja
7.
Bapak Anto
Sudrajat selaku pembimbing dilapangan yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam melaksanakan Praktik Kerja
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga Praktik Kerja ini dapat
membrikan manfaat pada kita semua.
Kuala Kapuas,
2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Hal
LEMBAR
PENGESAHAN........................................................................... i
IDENTITAS DU /D I / INSTANSI............................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI...........................................................................
..................... iv
BAB I
PENDAHULUAN......................................................... ..................... 1
A. Latar Belakang............................................................
..................... . 1
B. Tujuan ............................................................
..................... ............ 1
C. Waktu Peleksanaan............................................................
............... 1
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT
PRAKERIN............................... 2
A.
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan..................... ..................... 2
B.
Visi dan Misi Perusahaan............................................................
..... 2
C.
Bidang Usaha............................................................
..................... 2
D.
Lokasi Tempat Prakerin............................................................
.... 2
E.
Stuktur Organisasi ............................................................
............... 2
BAB III BUDIDAYA TANAMAN KARET................................................ 4
A. Pemilihan Jenis
Tanaman............................................................ ... 4
B. Pelaksanaan Kegiatan Hutan Rakyat.. ........................................ 4
C. Peningkatan Produksi.......................................................
............... 7
D. Pembuatan Saran Dan Prasarana..................................... ............... 7
E. Perlindungan Dan Pengamanan Tanaman...................... ............... 8
BAB IV PEMBAHASAN..................................................... ............... ......... 14
A.
Hutan
rakyat............................................................................ ... 14
B.
Penanaman
Pohon Kehidupan (PPK) ............... ............... ......... 16
C.
Pengangkutan
Bibit................................................
............... ......... 16
D.
Penanaman............................................................
............... ......... 16
BAB V PENUTUP............................................................ ............... ......... 19
A.
Kesimpulan............................................................
............... ......... 19
B.
Saran............................................................
............................ 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................ ............... 20
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkebunan
karet (Hevea braziliensis) merupakan
suatu komoditas yang sekarang sedang ramai di kembangkan di Indonesia seperti
kalimantan begitu banyak perusahaan-perusahaan baru bermunculan untuk menggarap
daerah-daerah kosong di kalimantan demi berdirinya perkebunan karet
Oleh karena
itu SMKN 3 Kuala Kapuas khususnya jurusan agronomi memilih prakerin di
perusahaan karet dengan siswa dan siswi SMK Negeri 3 Kuala Kapuas mampu
menghayati dan menguasai materi-materi yang ada di perusahaan karet,sekaligus
menjadikan pengalaman kerja yang dapat menjadi pedoman dan di harapkan mampu
mempermudah dalam penerimaan lamaran kerja di suatu perusahaan-perusahaan
perkebunan karet setelah lulus nanti.
B.
Tujuan
Adapun tujuan
dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah untuk menjadikan siswa atau siswi
mempunyai pengalaman kerja yang professional.sehingga memudahkan siswa untuk
mencari peluang kesempatan kerja apa bila sudah lulus nanti.
Adapun
tujuan dari prakerin itu sendiri adalah:
a. Mengembangkan
materi-materi tentang karet
b. Untuk
mengenal lebih dalam ilmu tentang karet dengan tujuan langsung kelapangan
c. Meningkatkan
keterampilan siswa dan siswi
d. Peningkatan
peluang dan kesempatan kerja di harapkan lebih luas
C.
Waktu Pelaksanaan
Waktu
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di laksakan pada tanggal 07 mei
2012 s.d 31 agustus 2012
BAB
II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKERIN
A.
Sejarah
Singkat Tempat Prakerin
CV.
SUMBER HIDUP SEJAHTERA berdiri pada tahun 2005, dengan
direktur H. Maksum dan manager produksi/pemasaran Adi. Bidang usaha yang
dijalankan pada saat itu ialah perkebunan karet
tanaman hurtikultura,
sarana produksi pertanian, perkebunan
dan kehutanan. Dengan titik berat usaha yang dilaksanakan juga
ialah penyediaan sarana produksi pertanian.
Pada
tahun 2007 baru fokus bergerak di bidang usaha yaitu pembibitan
bibit karet dan perkebunan pohon karet produksi serta kelapa
sawit dengan masing-masing luas areal yaitu :
1. Perkebunan
pohon
karet
produksi
27 Hektar.
2. Perkebunan
kelapa sawit 35 Hektar.
Sampai
saat ini produksi bibit karet sekitar 60.000 pertahunnya, sedangkan penjualan
berkisar 300.000-800.000 bibit pertahunnya. CV.SUMBER HIDUP SEJAHTERA ialah usaha yang didirikan
untuk memenuhi
kebutan
sendiri.
B.
Struktur
Organisasi Perusahaan
Gambar 1.
C.
Bidang
Usaha Yang Dilakukan
Bidang usaha yang dilakukan oleh CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA adalah
pembibitan dan perkebunan Karet.
D.
Lokasi
CV.
SUMBER HIDUP SEJAHTERA berlokasi di Desa Sungai Pinang
RT 03 RW 02 Kecamatan Tambang Ulang
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.
Gambar
1
STRUKTUR
ORGANISASI CV. SUMBER HIDUP SEJAHTERA
DIREKTUR
H.MAKSUM
|
ADMKEUANGAN
HATIMAH, S.E
|
MANAGER
PRODUKSI
H.MAKSUM
|
MANAGER PEMASARAN
AGUS SALIM
|
BAGIAN KEAMANAN
JAHRANI
|
PENGAWAS PRODUKSI
JAHRANI
|
PENGAWAS PEMBIBITAN
ANTO
|
BAB III BUDIDAYA
TANAMAN KARET
A.
Pemilihan
Jenis Tanaman
Jenis tanaman pokok Hutan Rakyat di
dominasi oleh tanaman kayu – kayuan berdaur panjang dengan fungsi serba guna,
yaitu dipilih Jati (Tectona grandis) dengan jumlah 5.125 batang per
lokasi dan Karet (Havea brasiliensis) dengan jumlah 21.000 batang per
lokasi. Jenis tanamn ini dipilih selain memnuhi syarat kesesuaian lahan dan
diminati masyarakat karena dapat menghasilkan produk utama kayu dan getah
(Karet).
B.
Pelaksanaan Kegiatan Hutan Rakyat
1.
Pembersihan lahan
- Kegiatan ini dilakukan sebelum
penanaman yang meliputi :
- Menebang pohon sisa dan meninggalkan
pohon yang dilarang untuk ditebang
- Mengumpulkan semak belukar, alang – alang dan
rumput – rumputan
-
Pembersihan sampah.
2.
Pengolahan tanah
- Tanah dicangkul
sedalam 20 – 25 Cm kemudian dibalik.
- Bungkalan tanah dihancurkan, akar – akar
dikumpulkan dan dibakar.
- Tanah pada jalur tanam
dihaluskan dan dibersihkan kemudian dibuat lubang tanam.
3.
Pengangkutan bibit
Pengangkutan bibit dilakukan secara
hati – hati agar tidak mengalami kerusakan selama dalam perjalanan. Bibit yang
te;ah diseleksi dimasukkan ke dalam peti atau keranjang dengan disusun rapat
sehingga tidak bergerak jika dibawa atau ditumpuk. Bibit yang dibawa ke
lapangan adalah bibit yang sehat dan segar, dan dihindarkan dari panas matahari
serta disimpan di tempat teduh dan terlindung.
4.
Penanaman
Tahapan pelaksanaan kegiatan
penanaman meliputi :
a.
Pengaturan arah larikan
- Penentuan
arah larikan pada penyiapan lahan secara manual dan kimiawi (herbisida)
dilakukan sebelum kegiatan pembersihan lapangan, karena arah larikan tanaman
membantu arah jalur tanaman pada saat akan dibersihkan.
- Arah
larikan tanaman pada daerah landai dibuat Utara – Selatan atau Timur – Barat,
sedangkan pada areal bertopografi curam arah larikan sejajar dengan kontur.
- Untuk
memudahkan pekerjaan, penentuan arah larikan dimulai dari batas kawasan areal
tanaman, jalan hutan atau batas blok / petak.
b.
Pemasangan ajir
Pemasangan ajir
dilakukan setelah pembersihan lahan dengan cara menarik tali dari arah larikan
pertama dengan arah sejajar, dan mengikuti jarak tanam yang telah
ditetapkan pada rancangan tanaman (6 x 6 m untuk Jati dan 5 x 5 m untuk
Karet).
c.
Distribusi bibit
- Distribusi
bibit adalah pekerjaan pemindahan bibit dari persemaia ke areal tanam.
-
Pendistribusian ke lokasi penanaman dilakukan setelah kegiatan pembuatan lubang
tanam.
- Dalam
distribusi bibit terdapat hal – hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1)
Bibit yang diangkut dengan dipikul, jangkauan maksimumnya sejauh 2 Km dari
tempat pengumpulan bibit di lapangan.
2)
Jumlah bibit yang diangkut esuai
dengan jadwal penanaman serta kemampuan regu tanam.
d.
Pembuatan lubang tanam dan penanaman
- Pembuatan lubang
tanam dilakukan dekat ajir, dengan ukuran lubang 30 x 30 x 20 Cm.
-
Karena bibit mengunakan Ploy Bag, maka sebelum bibit ditanam kantong plastik
dilepas dengan cara dirobek yang medianya terlebih dahulu dipadatkan dengan
cara memeras atau menekan Poly Bag tersebut.
-
Bibit diletakan di tengah lubang secara vertikal, terus ditimbun hati – hati
dengan tanah sekitar sampai batas leher. Dalam menimbun upayakan topsoil
dimasukkan ke lubang terlebih dahulu. Kemudian tanah sekitar bibit dipadatkan dengan
jalan ditekan secara hati – hati sampai terjadi kontak antara perakaran dengan
tanah.
e. Waktu penanaman
Penanaman di lapangan dilakukan pada
saat musim hujan, terutama saat hujan telah merata dan tanah sudah cukup
lembab. Waktu pelaksanaan dilakukan pada pagi hari terutama pada saat
cuaca agak mendung / berawan.
f.
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dimaksudkan
untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan
keadaan optimum bagi pertumbuhan tanaman. Pada tahun pertama dilakukan melalui
kegiatan penyulaman, pengendalian gulma, penyiangan, pendangiran dan pemupukan.
Sedang pada tahun ke dua cukup dilakukan kegiatan pengandalian gulma dan
pendangiran saja.
C.
Peningkatan Produksi
Untuk usaha peningkatan produksi,
areal penanaman diberi pupuk NPK sebanyak 392 Kg per lokasi dan herbisida
sebanyak 10 Liter per lokasi.
D.
Pembuatan Saran Dan Prasarana
Pembuatan sarana dan prasarana
dimaksudkan sebagai penunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan perancanaan, pembinaan,
pengawasan, pemeliharaan, pengamanan dan penilaian. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi :
·
Jalan
hutan yang terdiri dari jalan induk, jalan cabang dan jembatan bila diperlukan
·
Sekat
bakar
·
Pondok kerja
·
Kantong air
·
Menara pengawas api
E.
Perlindungan Dan Pengamanan Tanaman
Kegiatan ini merupakan upaya
pencegahan dan pengendalian terhadap gangguan hama dan penyakit, kebakaran
hutan dan perambahan hutan.
1.
Pengendalian hama dan penyakit
- Memotong dan memangkas bagian tanaman
yang sakit dan memusnahkan dengan jalan dibakar di tempat – tempat tertentu.
- Membersihkan lingkungan (daun – daun
bekas terserang hama dan penyakit yang jatuh di sekitar tanaman) dikumpulkan
dan dibakar.
- Bila tanaman telah terserang
lebih dari 10 %, maka dilakukan penyemprotan bahan kimia dan pestisida.
2.
Pengendalian kebakaran
- Pendekatan terhadap masyarakat
melalui kegiatan penerangan dan penyuluhan, pengendalian perladangan berpindah,
peningkatan partisipasi masyarakatdalam pengamanan hutan serta penyiapan
landasan hukum yang mantap.
- Melaksanakan pemeliharaan tanaman
yang insentif dan membersihkan areal tanaman dari sumber bahan bakar.
- Menyiapkan dan membangun sarana dan
prasarana seperti sekat bakar, menara api dan kantong air.
3.
Penanggulangan bahaya kebakaran
- Membina kerjasama dengan
Pemerintah daerah dan Pamong Desa setempat dalam upaya peningkatan
partisipasi masyarakat.
- Membentuk
regu penanggulangan / pemadam kebakaran hutan.
-
Membuat / menyiapkan sekat bakar.
Dari hasil orientasi lapangan diperoleh lokasi dan kelompok tani peserta
sebagai berikut :
2. Penanaman Pohon Kehidupan
(PPK)
Dalam pelaksanaan kegiatan Penanaman Pohon Kehidupan ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara lain :
A. Pemilihan pola tanam dan
jenis tanam
Penanaman diupayakan
terkonsentrasi dalam satu hamparan yang cukup luas. Jenis tanaman pilihan dan
penentuan jenis tanaman memperhatikan kondisi fisik dan kemauan masyarakat
sekitar hutan (daerah penyangga) dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1.
Pengadaan bibit
Adapun jenis tanaman yang di tanam
adalah MPTS (Multi Purpose Tree Species) dengan jumlah 6.100 batang per lokasi
dan Karet (Havea brasiliensis) dengan jumlah 26.300 batang per lokasi.
2.
Penyiapan lahan
a. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan dapat dilakukan
secara manual atau kimiawai / herbisida dlam bentuk piringan tanaman, jalur
atau total tergantung kondisi lapangan dengan ketentuan sebagai berikut :
- Areal
dengan topografi agak curam yang ditumbuhi rumput / alang – alang atau semak
belukar, pembersihan lapangannya dilakukan secara manual terbatas pada piringan
tanaman.
- Areal
dengan topografi datar sampai landai yang ditumbuhi rumput / alang – alang atau
semak belukar dan tanahnya peka sampai dengan sangat peka terhadap erosi,
pembersihan lapangan dilakukan secara manual atau secara kimia / herbisida pada
sistem jalur.
- Areal
dengan vegetasi alang – alang murni (hamparan), penyiapan lahan dapat dengan
menggunakan herbisida secara total.
b. Pengolahan tanah dan
pembuatan lubang tanam
- Pengolahan
tanah dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan kimia tanah dengan
jalan menggemburkan tanah sekitar tanaman, kegiatan tersebut dapat dilakukan
secara manual (cangkul).
- Lubang
tanam disesuaikan dengan jarak tanam dan arahan larikan tanaman yang lebih
ditetapkan pada rancangan, dan ukuran lubang tanaman dibuat sedemikian rupa
sesuai dengan jenis tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik.
3.
Penanaman
Tahapan
pelaksanaan penanaman meliputi :
a. Pengaturan arah larikan
- Penentuan
arah larikan pada penyiapan lahan secara manual dan kimiawi (herbisida)
dilakukan sebelum kegiatan pembesihan lahan, karena arah larikan tanaman
membantu arah jalur tanaman pada saat akan dibersihkan.
- Arah
larikan tanaman pada areal landai dibuat Utara – Selatan atau Timur – Barat,
sedangkan areal pada topografi yang curam arah larikannya tanaman sejajar
kontur.
- Untuk
memudahkan pekerjaan, penentuan arah larikan dimulai batas kawasan (Areal
Tanaman), jalan hutan atau batas blok / petak.
b. Pemasangan ajir
Pemasangan ajir dilakukan setelah
pembersihan lahan dengan cara menarik tali dari arah larikan pertama dengan
arah sejajar, dan mengikuti jarak tanam yang telah ditetapkan pada rancangan
tanaman.
c. Distribusi bibit
- Distibusi
bibit adalah pekerjaan memindahkan bibit dari lokasi persemaian ke areal tanam.
-
Pendistribusian bibit ke lokasi penanaman dilakukan setelah pembuatan lubang
tanam.
- Dalam
kegiatan distribusi bibit terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Bibit diangkut dengan dipikul,
jangkauan maksimum sejauh 2 (dua) Km dari tempat pengumpulan bibit di lapangan.
2) Jumlah bibit yang diangkut sesuai
dengan jadwal penanaman serta kemampuan regu tanam.
d. Pembuatan lubang tanam dan penanaman
- Pembuatan
lubang tanam dilakukan dekat ajir, dengan ukuran lubang 30 x 30 x 20 Cm.
- Karena
bibit mengunakan Ploy Bag, maka sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas
dengan cara dirobek yang medianya terlebih dahulu dipadatkan dengan cara
memeras atau menekan Poly Bag tersebut.
- Bibit
diletakan di tengah lubang secara vertikal, terus ditimbun hati – hati dengan
tanah sekitar sampai batas leher. Dalam menimbun upayakan topsoil dimasukkan ke
lubang terlebih dahulu. Kemudian tanah sekitar bibit dipadatkan dengan jalan
ditekan secara hati – hati sampai terjadi kontak antara perakaran dengan tanah.
e. Waktu penanaman
Penanaman di lapangan dilakukan pada
saat musim hujan, terutama saat hujan telah merata dan tanah sudah cukup
lembab. Waktu pelaksanaan dilakukan pada pagi hari terutama pada saat
cuaca agak mendung / berawan.
f. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dimaksudkan
untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan
keadaan optimum bagi pertumbuhan tanaman. Pada tahun pertama dilakukan melalui
kegiatan penyulaman, pengendalian gulma, penyiangan, pendangiran dan pemupukan.
Sedang pada tahun ke dua cukup dilakukan kegiatan pengandalian gulma dan
pendangiran saja.
g. Pembuatan saran dan prasarana
Pembuatan sarana dan prasarana
dimaksudkan sebagai penunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan perancanaan,
pembinaan, pengawasan, pemeliharaan, pengamanan dan penilaian. Sarana dan
prasarana tersebut meliputi :
- Jalan
hutan yang terdiri dari jalan induk, jalan cabang dan jembatan bila diperlukan
-
Sekat bakar
-
Pondok kerja
-
Kantong air
-
Menara pengawas api
3. Perlindungan dan pengamanan tanaman
Kegiatan
ini merupakan upaya pencegahan dan pengendalian terhadap gangguan hama dan
penyakit, kebakaran hutan dan perambahan hutan.
a. Pengendalian hama dan penyakit
- Memotong dan memangkas
bagian tanaman yang sakit dan memusnahkan dengan jalan dibakar di tempat –
tempat tertentu.
- Membersihkan
lingkungan (daun – daun bekas terserang hama dan penyakit yang jatuh di sekitar
tanaman) dikumpulkan dan dibakar.
- Bila
tanaman telah terserang lebih dari 10 %, maka dilakukan penyemprotan
bahan kimia dan pestisida.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hutan Rakyat (HR)
Sejauh ini pelaksanaan kegiatan
Hutan Rakyat yang dijalankan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Kapuas Hulu cukup berhasil, meskipun masih ada kelompok masayarakat tertentu
yang kurang begitu antusias dengan program ini.
Dari dua Desa yang dijadikan contoh dalam
pengamatan kegiatan RHL ini (Desa Na. Baong dan Na. Kalis), masing – masing
memiliki respon yang berbeda terhadap program tersebut. Desa Nanga Baong begitu
antusias dengan adanya kegiatan Hutan Rakyat ini, bahkan Kelompok
Tani setempat merasa perlu untuk menambah jumlah bibit (terutama Jati) untuk
ditanam , karena dari luas areal 100 Ha yang ada belum semuanya di tanami.
Sedangkan masyarakat Desa Nanga Kalis menganggap bahwa dalam pelaksanaan
program ini pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan terlalu banyak campur tangan,
maksudnya adalah masyarakat seharusnya dibiarkan untuk lebih mandiri dalam
pengelolaan kegiatan HR ini.
Fenomena
seperti ini disebabkan karena informasi yang telah disampaikan ke masyarakat
kurang begitu mengenai sasaran, sehingga masih ada kerancuan atau
kesalahpahaman terhadap bagaimana program tersebut seharusnya
dijalankan.
Menurut Rencana Teknis Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (2001), kegiatan Hutan Rakyat memiliki manfaat yang sangat
besar baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Adapun manfaat tersebut antara
lain :
§
Memenuhi kebutuhan kayu untuk
keperluan bahan bangunan, kerajinan, bahan bakar dan bahan baku industri pulp.
§
Mencegah erosi dan memelihara tata
air.
§
Memelihara lingkungan yang baik.
§
Menambah penghasilan masyarakat.
Keuntungan
– keuntungan tersbeut di atas tidak hanya akan mampu menjaga kelestarian sumber
daya alam yang semakin hari semakin terancam keberadaannya, akan tetapi juga
dapat memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat setempat.
Sistem
Hutan Kerakyatan juga merupakan suatu gerakan untuk penghormatan dan
perlindungan masyarakat adat dan masyarakat local. Hanya saja
perkembangnannya bisa dibilang masih sangat lambat. Menurut Muayat Ali Muhshi
(2001 : 2), Lambatnya perkembangan Sistem Hutan Kerakyatan ini di sebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :
1.
Kurang tegasnya kebijakan pemerintah dalam pengakuan terhadap system dan praktek
pengelolaan hutan berbasis masyarakat.
2.
Masih adanya sikap saling tidak percaya antara pihak – pihak yang
berkepentingan dengan hutan.
3.
Masih kuatnya attitude birokrasi sebagai penguasa, pengatur dan pengontrol.
4.
Masih kurang berkembangnya instrumen – instrumen untuk pemberdayaan dan
pelayanan masyarakat.
5.
Kuatnya dorongan atau daya tarik pengusaha hutan hanya sebagai pengusaha kayu.
6.
Masih kurang tersedia dan kurang tersebarnya informasi mengenai keberadaan
Sistem Hutan Kerakyatan.
B.
Penanaman Pohon Kehidupan (PPK)
Penanaman Pohon Kehidupan dilakukan
pada daerah Hutan Lindung, terutama Kawasan Penyangga. Tanaman yang dipilih
untuk program ini adalah tanaman yang hasilnya berupa non kayu (Multi Purpose
Tree Species dan Karet). Berdasarkan Rencana Teknis Rehabilitasi Hutan dan
Lahan (2001), pelaksanaan Penanaman Pohon Kehidupan memiliki tujuan
C.
Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit dilakukan secara
hati – hati agar tidak mengalami kerusakan selama dalam perjalanan. Bibit yang
te;ah diseleksi dimasukkan ke dalam peti atau keranjang dengan disusun rapat
sehingga tidak bergerak jika dibawa atau ditumpuk. Bibit yang dibawa ke
lapangan adalah bibit yang sehat dan segar, dan dihindarkan dari panas matahari
serta disimpan di tempat teduh dan terlindung.
D. Penanaman
Tahapan
pelaksanaan kegiatan penanaman meliputi :
a. Pengaturan arah larikan
- Penentuan
arah larikan pada penyiapan lahan secara manual dan kimiawi (herbisida)
dilakukan sebelum kegiatan pembersihan lapangan, karena arah larikan tanaman membantu
arah jalur tanaman pada saat akan dibersihkan.
- Arah
larikan tanaman pada daerah landai dibuat Utara – Selatan atau Timur – Barat,
sedangkan pada areal bertopografi curam arah larikan sejajar dengan kontur.
- Untuk
memudahkan pekerjaan, penentuan arah larikan dimulai dari batas kawasan areal
tanaman, jalan hutan atau batas blok / petak.
b. Pemasangan ajir
Pemasangan ajir
dilakukan setelah pembersihan lahan dengan cara menarik tali dari arah larikan
pertama dengan arah sejajar, dan mengikuti jarak tanam yang telah
ditetapkan pada rancangan tanaman (6 x 6 m untuk Jati dan 5 x 5 m untuk
Karet).
c.
Distribusi bibit
- Distribusi
bibit adalah pekerjaan pemindahan bibit dari persemaia ke areal tanam.
-
Pendistribusian ke lokasi penanaman dilakukan setelah kegiatan pembuatan lubang
tanam.
- Dalam
distribusi bibit terdapat hal – hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1)
Bibit yang diangkut dengan dipikul, jangkauan maksimumnya sejauh 2 Km dari
tempat pengumpulan bibit di lapangan.
2)
Jumlah bibit yang diangkut esuai
dengan jadwal penanaman serta kemampuan regu tanam.
d. Pembuatan lubang
tanam dan penanaman
- Pembuatan
lubang tanam dilakukan dekat ajir, dengan ukuran lubang 30 x 30 x 20 Cm.
- Karena
bibit mengunakan Ploy Bag, maka sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas
dengan cara dirobek yang medianya terlebih dahulu dipadatkan dengan cara
memeras atau menekan Poly Bag tersebut.
- Bibit
diletakan di tengah lubang secara vertikal, terus ditimbun hati – hati dengan
tanah sekitar sampai batas leher. Dalam menimbun upayakan topsoil dimasukkan ke
lubang terlebih dahulu. Kemudian tanah sekitar bibit dipadatkan dengan jalan
ditekan secara hati – hati sampai terjadi kontak antara perakaran dengan tanah.
e.
Waktu penanaman
Penanaman di lapangan dilakukan pada
saat musim hujan, terutama saat hujan telah merata dan tanah sudah cukup
lembab. Waktu pelaksanaan dilakukan pada pagi hari terutama pada saat
cuaca agak mendung / berawan.
f.
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dimaksudkan
untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan
keadaan optimum bagi pertumbuhan tanaman. Pada tahun pertama dilakukan melalui
kegiatan penyulaman, pengendalian gulma, penyiangan, pendangiran dan pemupukan.
Sedang pada tahun ke dua cukup dilakukan kegiatan pengandalian gulma dan
pendangiran saja.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum melakukan
penanaman sebaiknya kita harus memperhatikan waktu dan cara penanamannya untuk
melakukan penanaman tersebut kita harus memperhatikan instruksi atau arahan
yang telah diberikan pembimbing kepada kita dan juga jangan lupa memperhatikan
petunjuk penggunaan pestisida.
B. Saran
1). Sebelum siswa melakukan praktik
kerja industri (PRAKERIN) siswa diharapkan lebih dahulu menguasai materi-materi tentang perkebunan karet.
2). Didalam praktik kerja industri
(PRAKERIN) sebaiknya pembimbing lebih sering mengkordinir dan mengawasi anak
didiknya dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Balai Penelitian Sembawa, 1996. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat (edisi
ke-2). Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa, Palembang.
2.
Balai Penelitian Sembawa, 2005. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat
Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa, Palembang.
3.
Bank Indonesia. 2002. Sistem Informasi Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha
Kecil (http://www. bi.go.id/sipuk/lm/ind/karet).
4.
Suhendry, I. dan A. Daslin. 2002. Kajian Finansial Penggunaan Klon Karet
Unggul Generasi IV. Warta Pusat Penelitian Karet, Vol. 21, No. 1- 3, p.
18-29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar